kicauan yang dulunya adalah air, membara di hadapanku.
tembok-tembok tinggi membentang, melimpah, menyelimuti bekas-bekas luka di wajahku.
dan di wajahmu ada pedang yang menghunus, bak petir menghantam atap-atap rumah modern.
lalu tatapan kematian, tatapan kematian itu, merasuk ke tiap sel jiwaku.
hilang dalam darah, hidup dalam melodi-melodi sunyi.
dan aku masih harus menunggu 96 menit lagi!
akankah tisu-tisu itu robek, atau basah, atau hilang begitu saja?
akankah botol-botol hitam itu membusuk, terdegradasi seperti yang seharusnya tembok-tembok sial ini alami kelak?
bisa jadi ketika runtuhnya tembok-tembok ini, aku ada di arah mata angin yang berbeda!
dan kau, akan menghunuskan pedang-pedangmu itu pada orang-orang sial bau api.
dusta.
aku adalah dusta.
hinggap di tiap hati orang-orang itu.
dan aku pun akan patahkan pedangmu, lalu ku balikkan satu dari sekian ke jantung kecilmu itu.
aku akan ambil patahan lainnya, akan ku lahap hidup-hidup dari mata sampai ke ujung kaki.
kita tahu, purnama itu tak akan kunjung datang.
purnama itu tak akan mampir.
karena mimpi ini, akan terus berjalan, dalam hunusan pedang-pedang.
18 juli 2013
v-8
what i just freaking wroteeee?!!! LOL *ignore*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar