Rabu, 17 Juli 2013

Bulan yang Tak Kunjung Sempurna

hembusan, sentuhan, dorongan, sayatan, tikaman angin pemburu terus menghantui hari-hariku.

kicauan yang dulunya adalah air, membara di hadapanku.

tembok-tembok tinggi membentang, melimpah, menyelimuti bekas-bekas luka di wajahku.

dan di wajahmu ada pedang yang menghunus, bak petir menghantam atap-atap rumah modern.

lalu tatapan kematian, tatapan kematian itu, merasuk ke tiap sel jiwaku.

hilang dalam darah, hidup dalam melodi-melodi sunyi.

dan aku masih harus menunggu 96 menit lagi!

akankah tisu-tisu itu robek, atau basah, atau hilang begitu saja?

akankah botol-botol hitam itu membusuk, terdegradasi seperti yang seharusnya tembok-tembok sial ini alami kelak?

bisa jadi ketika runtuhnya tembok-tembok ini, aku ada di arah mata angin yang berbeda!

dan kau, akan menghunuskan pedang-pedangmu itu pada orang-orang sial bau api.

dusta.

aku adalah dusta.

hinggap di tiap hati orang-orang itu.

dan aku pun akan patahkan pedangmu, lalu ku balikkan satu dari sekian ke jantung kecilmu itu.

aku akan ambil patahan lainnya, akan ku lahap hidup-hidup dari mata sampai ke ujung kaki.

kita tahu, purnama itu tak akan kunjung datang.

purnama itu tak akan mampir.

karena mimpi ini, akan terus berjalan, dalam hunusan pedang-pedang.


18 juli 2013
v-8
what i just freaking wroteeee?!!! LOL *ignore*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar