Rabu, 17 Juli 2013

begitu aku ingin bilang tidak

Hei, aku bicara pada isak tangis malam ini.

Adakah yang lebih indah daripada ketidaksempurnaan?

dan dia pun menangis...

Hei, aku menyapa suara-suara tawa di malam orang-orang berada bersama karib-karib mereka, melawan angin, melawan mimpi orang-orang mati.

dan aku bertanya.

Apakah ada yang lebih sedih daripada perkataan yang menusuk, rahasia yang terbakar, angin malam yang hinggap pada suara-suara orang renta, serta bau darah?

dia tertawa...

Kawanku, aku berkata pada perasaan bimbang, angin ribut, badai yang menenggelamkan malam.

Adakah malam yang lebih malam daripada hati yang membeku, daripada gagang pintu yang tertahan, tertatih-tatih sebagian?

dia pun bertanya.

Dan apakah itu rasa bimbang?

Kunci pintunya, jangan kau berani hinggap pada siang yang terang.

Rasakan amarahnya, tinggikan derajatnya.

dan dia pun hilang...

lalu aku bertanya, pada dua sisi koin yang bersebrangan.

Akankah kalian hidup dalam derita kerinduan, serta kami hidup dalam penyiksaan abadi?

Kau tahu apa yang kau tahu, kau akan tahu perihnya irama bau tanah.

Jangan, Jangan...


15 Juli 2013
v-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar